Skip to main content

Sistem pengapian konvensional dan semi transistor

 

  1. Langkah Kerja :

1. Carilah transistor dengan jenis NPN sebanyak 2 buah dengan tipe yang berbeda  dan PNP sebanyak 2 buah dengan tipe yang berbeda.

2. Lakukan pengecekan pada kaki-kaki transistor dengan menempelkan kabel probe dengan masing-masing kaki transistor seperti gambar 1, tentukan basis, emitor, dan kolektor. Cara identifikasi kaki-kaki transistor sebagai berikut :

  1. Gunakanlah multimeter (Ohm meter) untuk mencari hubungan dari tiap  terminal yang ada pada transistor. Terminal yang memiliki hubungan dengan 2 terminal yang lain adalah terminal Basis (B). Jika test lead yang terhubung dengan terminal B adalah test lead hitam (negatif), maka transistor tersebut berjenis NPN. Sebaliknya, jika test lead yang terhubung dengan terminal B adalah test lead merah (positif), maka transistor tersebut berjenis PNP.

  2. Untuk menentukan kaki kolektor dan emitor, atur posisi selektor multimeter pada x 10K Ohm. Kemudian lakukan teknik berikut, misalnya transistor NPN.

  1. Hubungkan probe hitam pada salah satu kaki selain basis dengan cara menempelkan probe bersama jari tangan kita (probe dan kaki transistor dipegang jadi satu) 

  2. Hubungkan probe merah pada kaki yang lain (selain basis) dan jangan disentuh dengan jari tangan. 

  3. Sentuh kaki basis dengan jari tangan. Jika jarum meter tidak bergerak, balik posisinya ke kaki yang lain. Sentuh kembali kaki basis dengan jari tangan. Jika jarum meter bergerak cukup lebar maka bisa dipastikan kaki yang dipegang bersama probe hitam adalah kolektor, kaki yang lain (probe merah) adalah emitor 

  4. Untuk transistor PNP caranya sama, hanya posisi probe merah dan probe hitam dibalik.

3. Tentukan jenis transistor yang saudara cek.

4. Catat hasilnya pada lembar pengamatan.

5. Buat rangkaian seperti gambar 2 dan gambar 3.

  • Gambar 2 transistor NPN

  • Gambar 3 transistor PNP

6. Amati besar arus yang melewati saklar dan arus yang melewati beban.

   Besar arus yang melewati saklar adalah +11,3 mA dan besar arus yang melewati beban adalah +346 mA pada rangkaian transistor NPN, pada transistor PNP arus yang mengalir melewati saklar adalah 1,14 mA dan arus yang melewati beban adalah 44,9 mA.

7. Catat hasil pengukuran pada tabel yang tersedia.

8. Diskusikan mengapa perlu digunakan transistor untuk mengendalikan beban.

   Karena transistor dapat digunakan sebagai saklar sehingga dapat berfungsi sebagai pemutus dan penyambung arus (switching), transistor dapat digunakan sebagai penguat sehingga dapat mengendalikan arus yang dibutuhkan oleh beban

9. Diskusikan perbedaan rangkaian transistor NPN dan PNP sebagai saklar dan simpulkan penggunaannya masing-masing.

   Pada transistor NPN tegangan positif akan selalu tersambung dengan kaki kolektor dan tegangan negatif akan tersambung dengan kaki emitor. Pada transistor PNP, tegangan positif akan selalu tersambung dengan kaki emitor dan tegangan negatif akan tersambung dengan kaki kolektor. Saat dengan kondisi aktif transistor PNP akan mengeluarkan arus positif pada kaki kolektor. Sementara transistor NPN akan mengeluarkan arus negatif pada kaki kolektor sewaktu dalam kondisi aktif.

10. Gambarkan secara manual rangkaian seperti gambar 4 (rangkaian pengapian konvensional)

11. Analisislah cara kerja dari rangkaian tersebut.

   Cara kerja rangkaian sistem pengapian konvensional sebagai berikut:

  1. Saat kunci kontak diaktifkan dan platina dalam kondisi on dan terjadi rangkaian tertutup pada sirkuit rangkaian primer, sehingga arus dari baterai akan menuju ke ignition switch.

  2. Kemudian menuju ke primer koil dan menuju ke platina (contact point).

  3. Selanjutnya arus dari contact point akan menuju ke massa (ground). Dan terjadi beda potensial yang menyebabkan kemagnetan pada primer koil.

  4. Saat platina membuka arus listrik melalui primer koil terputus, maka terjadi induksi tegangan tinggi pada sekunder koil, hal ini akan membuat terjadinya percikan bunga api pada busi yang digunakan untuk membakar campuran bahan bakar dan udara.

12. Gambarkan secara manual rangkaian seperti gambar 5 (rangkaian pengapian semi elektronik)

13. Analisislah cara kerja rangkaian tersebut.

   Untuk cara kerjanya sebagai berikut:

  1. saat kunci kontak atau saklar pengapian di on dan platina (contact point) off atau dalam posisi tertutup, maka arus listrik akan mengalir ke TR1 dari terminal emitor menuju ke terminal basis.

  2. Selanjutnya melalui resistor 1 dan platina (contact point).

  3. Arus kemudian mengalir ke massa (ground), karena arus mengalir dari emitor ke basis sehingga  menyebabkan gate dari transistor terbuka dan emitor ke collector berhubungan, sehingga arus mengalir dari emitor ke collector dan TR 1 ON.

  4. Selanjutnya arus mengalir ke resistor 2 menuju ke terminal basis, terus ke terminal emitor dan menuju ke massa (ground) sehingga menyebabkan gate pada transistor terbuka, karena collector dan emitor terhubung.

  5. Karena collector dan emitor terhubung, menyebabkan mengalirnya arus listrik dari switch Ignition ke kumparan primer, ke terminal collector, ke terminal emitor dan menuju ke massa (ground) dan terjadi beda potensial. Dengan mengalirnya arus pada rangkaian primer tersebut, maka terjadilah kemagnetan pada kumparan primer ignition coil.

  6. Apabila kontak pemutus platina terbuka maka TR1 off dan TR2 akan off, sehingga timbul induksi tegangan pada kumparan-kumparan ignition coil yang menimbulkan tegangan tinggi pada kumparan sekunder, hal ini membuat terjadinya percikan bunga api pada busi yang digunakan sebagai membakar campuran bahan bakar dan udara yang sudah tercampur dan tertekan oleh piston dalam blok silinder.

14. Bandingkan cara kerja rangkaian pada gambar 4 dengan gambar 5.

  • Cara kerja Rangkaian pengapian konvensional

   Pada rangkaian pengapian konvensional masih mengandalkan platina sebagai pemutus kontak yang pergerakannya berdasarkan perputaran poros engkol. Arus mengalir dari baterai saat kunci pengapian diaktifkan kemudian menuju ke primer koil dan mengaktifkan platina (contact point), sehingga menyebabkan beda potensial sehingga menyebabkan kemagnetan pada kumparan primer ignition coil. Saat platina membuka arus listrik melalui primer koil terputus, maka terjadi induksi tegangan tinggi pada sekunder koil, hal ini akan membuat terjadinya percikan bunga api pada busi yang digunakan untuk membakar campuran bahan bakar dan udara.

  • Cara kerja Rangkaian pengapian semi elektronik

   Pada rangkaian pengapian semi elektronik diatas masih mengandalkan platina. Aliran arus dari rangkaian primer tidak langsung diputus atau dihubungkan oleh platina, tapi perannya diganti oleh transistor sehingga platina tidak langsung menerima beban arus yang besar dari  rangkaian primer tersebut. Jadi bisa dikatakan platina hanya bertugas sebagai switch atau saklar untuk mengaktifkan dan menonaktifkan transistor. Arus yang mengalir melalui platina diperkecil dan platina diusahakan tidak berhubungan langsung dengan kumparan primer agar tidak ada arus induksi yang mengalir saat platina membuka. Terjadinya percikan bunga api pada busi yaitu saat transistor off disebabkan oleh arus dari rangkaian yang menuju ke massa atau ground terputus, sehingga terjadi induksi pada koil pengapian. Jadi, saat kedua transistor on maka arus dari ignition switch ke kumparan primer dan menuju ke transistor 2 dan ke massa sehingga terjadi beda potensial yang menyebabkan kemagnetan pada kumparan primer ignition coil. Apabila platina terbuka maka TR 1 off dan TR 2 akan off, sehingga timbul induksi pada kumparan kumparan ignition coil yang menimbulkan tegangan tinggi pada kumparan sekunder, hal ini membuat terjadinya percikan bunga api pada busi.


15. Buat rangkaian penguat daya kelas A, seperti pada gambar 6.

16. Atur signal generator, dengan ketentuan frekuensi 100 Hz dan Amplitudo 1 V.

17. Amati besar tegangan input dan juga output yang dihasilkan. Pengamatan tegangan dapat dilihat dari osiloskop dengan cara tinggi gelombang dikali dengan volt/div yang digunakan.

18. Amati perubahan gelombang pada tegangan input dan tegangan output saat volt/div pada channel A dan channel B diubah-ubah.

19. Catat hasil pengukuran pada lembar pengamatan.


  1. Lampiran

Data Hasil Praktikum


1. Percobaan 1 Identifikasi Transistor

No.

Jenis Transistor

Kaki Basis

Kaki Emitor

Kaki Collector

1.

NPN

Positif

Negatif

Negatif

2.

PNP

Negatif

Positif

Positif


2. Percobaan rangkaian 2

a. Jenis Transistor : Transistor NPN

b. Arus yang melewati saklar : +11,3 mA

c. Arus yang melewati beban : +346 mA


3. Percobaan rangkaian 3

a. Jenis Transistor : Transistor PNP

b. Arus yang melewati saklar : +1,14 mA

c. Arus yang melewati beban : +44,9 mA


4. Analisis rangkaian 4

a. Gambar rangkaian Konsep sistem pengapian konvensional

b. Analisis rangkaian

   Pada rangkaian pengapian konvensional masih mengandalkan platina sebagai pemutus kontak yang pergerakannya berdasarkan perputaran poros engkol. Arus mengalir dari baterai saat kunci pengapian diaktifkan kemudian menuju ke primer koil dan mengaktifkan platina (contact point), sehingga menyebabkan beda potensial sehingga menyebabkan kemagnetan pada kumparan primer ignition coil. Saat platina membuka arus listrik melalui primer koil terputus, maka terjadi induksi tegangan tinggi pada sekunder koil, hal ini akan membuat terjadinya percikan bunga api pada busi yang digunakan untuk membakar campuran bahan bakar dan udara.

   Cara kerja rangkaian sistem pengapian konvensional sebagai berikut:

  1. Saat kunci kontak diaktifkan dan platina dalam kondisi on dan terjadi rangkaian tertutup pada sirkuit rangkaian primer, sehingga arus dari baterai akan menuju ke ignition switch.

  2. Kemudian menuju ke primer koil dan menuju ke platina (contact point).

  3. Selanjutnya arus dari contact point akan menuju ke massa (ground). Dan terjadi beda potensial yang menyebabkan kemagnetan pada primer koil.

  4. Saat platina membuka arus listrik melalui primer koil terputus, maka terjadi induksi tegangan tinggi pada sekunder koil, hal ini akan membuat terjadinya percikan bunga api pada busi yang digunakan untuk membakar campuran bahan bakar dan udara.


5. Analisis rangkaian 5

a. Gambar rangkaian Konsep rangkaian sistem pengapian semi elektronik

b. Analisis rangkaian

   Gambar diatas adalah salah satu contoh rangkaian sistem pengapian semi transistor, sistem pengapian elektronik ini masih menggunakan platina. Namun, fungsi platina (contact point) tidak seperti platina pada sistem pengapian konvensional. Aliran arus dari rangkaian primer tidak langsung diputus atau dihubungkan oleh platina, tapi perannya diganti oleh transistor sehingga platina tidak langsung menerima beban arus yang besar dari  rangkaian primer tersebut. Jadi bisa dikatakan platina hanya bertugas sebagai switch atau saklar untuk mengaktifkan dan menonaktifkan transistor. Arus yang mengalir melalui platina diperkecil dan platina diusahakan tidak berhubungan langsung dengan kumparan primer agar tidak ada arus induksi yang mengalir saat platina membuka. Terjadinya percikan bunga api pada busi yaitu saat transistor off disebabkan oleh arus dari rangkaian yang menuju ke massa atau ground terputus, sehingga terjadi induksi pada koil pengapian.

   Untuk cara kerjanya sebagai berikut:

1. saat kunci kontak atau saklar pengapian di on dan platina (contact point) off atau dalam posisi tertutup, maka arus listrik akan mengalir ke TR1 dari terminal emitor menuju ke terminal basis.

2. selanjutnya melalui resistor 1 dan platina (contact point).

3. arus kemudian mengalir ke massa (ground), karena arus mengalir dari emitor ke basis sehingga  menyebabkan gate dari transistor terbuka dan emitor ke collector berhubungan, sehingga arus mengalir dari emitor ke collector dan TR 1 ON.

4. Selanjutnya arus mengalir ke resistor 2 menuju ke terminal basis, terus ke terminal emitor dan menuju ke massa (ground) sehingga menyebabkan gate pada transistor terbuka, karena collector dan emitor terhubung.

5. Karena collector dan emitor terhubung, menyebabkan mengalirnya arus listrik dari switch Ignition ke kumparan primer, ke terminal collector, ke terminal emitor dan menuju ke massa (ground) dan terjadi beda potensial. Dengan mengalirnya arus pada rangkaian primer tersebut, maka terjadilah kemagnetan pada kumparan primer ignition coil.

   Apabila platina terbuka maka TR 1 off dan TR 2 akan off, sehingga timbul induksi pada kumparan kumparan ignition coil yang menimbulkan tegangan tinggi pada kumparan sekunder, hal ini membuat terjadinya percikan bunga api pada busi.


6. Percobaan rangkaian 6

a. Tegangan input : 3,19 V

b. Tegangan output : 1,27V

c. Gambar gelombang :

  1. Frekuensi 0,1 KHz untuk center 100 dan Amplitudo 1v untuk level 6,00 dan untuk tegangan inputnya adalah 5,75 V dan tegangan outputnya adalah 7,85 V.

  1. Frekuensi 0,1 KHz untuk center 100 dan Amplitudo 1V dan level 1,00 untuk tegangan inputnya adalah 1,02  V dan untuk tegangan outputnya 2,52 V.

  1. Frekuensi 0,1 KHz untuk center 100 dan Amplitudo 1V dan level 1,00. Untuk tegangan pertama input yang diberikan sebesar 1 volt dengan perhitungan Div vertikal sebanyak 2 dikalikan dengan  volt/div nya yaitu 0,5. Jadi 2 dikali 0,5V adalah 1V. Dan untuk sinyal inputnya sebesar 2,5V dengan perhitungan yang sama yaitu Div vertikal dikalikan dengan volt/Div. Saat dilakukan perubahan dengan mengubah selektor pada sinyal input 1 Volt/Div dan sinyal output 2 Volt/Div, ketika dilakukan percobaan dan mengamati perubahan sinyal gelombang saat itu sinyal gelombang pada sinyal input maupun output sama-sama turun. Namun, tegangan yang dihasilkan tetap sama sebesar untuk input adalah 1 Volt dan untuk outputnya 2,5 Volt.

d. Analisis rangkaian : 

   Rangkaian penguat kelas A merupakan tipe penguat yang sesuai untuk frekuensi rendah, penguat ini memiliki tingkat keakuratan tinggi dalam memproduksi suara sehingga Penguat kelas A cocok dipakai pada penguat awal (pre amplifier) karena mempunyai distorsi yang kecil dan amplitudo yang maksimum dari sinyal output. Karena kaki kolektor transistor mengalir terus menerus meskipun tidak ada sinyal input, karena banyak daya yang terdistorsi dan terbuang sehingga transistor menjadi panas, panas yang dihasilkan akan menyebabkan efisiensinya rendah. Sebab arusnya besar berarti sejumlah besar daya akan hilang dalam bentuk panas. Penguat kelas A dapat menghasilkan sinyal gelombang output sesuai dengan sinyal input selama siklus penuh, bisa dilihat pada gambar diatas bahwa gelombang input dan output nya sama.


7. Pertanyaan dan tugas.

a. Amati rangkaian 2 dan 3, jika salah satu terminal injector langsung berhubungan dengan terminal positif (+) baterai dan terminal yang lain berhubungan dengan terminal driver, maka konsep pensaklaran transistor mana yang digunakan? Apakah konsep NPN atau PNP? Jelaskan!

Jawaban:

   Konsep transistor NPN, transistor ini memiliki karakter yang lebih baik dalam mengalirkan arus. Dan karena mengalir dari positif dan keluarnya negatif maka akan lebih cepat dalam mengalirkan arus. Dalam transistor NPN aliran arus mengalir dari terminal kolektor ke terminal emitor, transistor NPN ON ketika ada aliran arus dari terminal base transistor. Karena base dari sinyal positif maka transistor NPN akan ON oleh sinyal tinggi.


b. Amati rangkaian 4 dan 5, berdasarkan analisis rangkaian yang telah saudara buat, dari kedua sistem tersebut, mana yang lebih menguntungkan untuk menjalankan beban kelistrikan?

Jawaban:

   Rangkaian 4 lebih menguntungkan karena, sistem pengapiannya lebih stabil, tegangan tinggi yang dihasilkan lebih besar karena transistor akan berperan sebagai penguat tegangan.


c. Mengapa butuh 2 buah transistor pada rangkaian kedua? Jelaskan alasannya disertai penjelasan yang logis!

Jawaban:

   Pada sistem pengapian semi transistor diatas transistor PNP digunakan sebagai saklar untuk mengatur buka tutupnya platina dan keluaran positifnya digunakan sebagai pembangkit transistor NPN yang masukannya adalah positif. Transistor NPN digunakan sebagai penguat arus yang akan menuju ke koil primer. Dengan bantuan transistor maka rangkaian listrik akan menghasilkan arus yang lebih tinggi dan kuat. Transistor NPN dan PNP sering digabungkan dalam suatu rangkaia listrik guna menguatkan arus atau sebagai saklar.


8. Video pembuatan

  1. https://youtube.com/channel/UC57gtJjDs3x9OjsFHx0FKaQ






Daftar Pustaka

  1. https://totalotomotif.com/sistem-pengapian-semi-transistor/

  2. https://abdulelektro.blogspot.com/2019/11/perbedaan-transistor-npn-dan-transistor.html?m=1

  3. https://skemaku.com/perbedaan-transistor-pnp-dan-npn-serta-cara-mengidentifikasinya/

  4. Herman Dwi Surjono. Elektronika Analog

Comments

Popular posts from this blog

Laporan Tentang Dioda, Transformator dan Penyearah gelombang

  Kompetensi :     Mengaplikasikan transformator dan dioda pada kelistrikan otomotif. Sub Kompetensi :    Setelah selesai praktikum mahasiswa dapat : Menggambarkan kurva karakteristik V-I pada dioda bias maju maupun bias balik. Merangkai penyearahan setengah gelombang dan gelombang penuh. Menggunakan osiloskop. Alat dan Bahan : Laptop Software Proteus Keselamatan Kerja : Hati-hati saat bekerja dengan objek yang berhubungan dengan arus listrik. Gunakan alat praktikum sesuai dengan fungsinya. Laksanakan praktikum sesuai dengan prosedur kerja. Tanyakan pada instruktur apabila mengalami permasalahan praktikum. Keselamatan Kerja : Kegiatan 1. Mengamati Bias Maju dan Bias Mundur Diode Buka aplikasi Proteus, kemudian buat lembar kerja baru. Buat rangkaian: Rangkaian bias maju diode Rangkaian bias mundur diode Atur tegangan power suplay pada tegangan 0,5, 1 dan 2 volt. Amati dan catat tegangan dan arus baik pada bias maju maupun bias mundur. • Rangkaian b...

Diode Zener dan Stabilisasi Tegangan Dengan IC

  Kegiatan 1. Percobaan Diode Zener Buatlah rangkaian seperti gambar dibawah ini (Rangkaian 1). Atur besar tegangan input (V in) mulai dari 0 – 10 V, periksa besar arus mengalir (Ir), tegangan zener (VD), dan tegangan resistor (VR). Catat pada lembar kerja yang telah tersedia. Bandingkan hasil pengukuran dengan perhitungan teoritis.    Rumus yang digunakan : VR = Ir x R1                            VD = V ln – VR Dimana: VR = Tegangan Resistor VD = tegangan dioda Vin = tegangan input atau sumber Ir = arus rangkaian R1 = hambatan 1    Untuk perhitungan rangkaian dengan mengatur tegangan inputnya sebagai berikut: 0V Diketahui: V in = 0V Vz= 1,7V R1= 100Ω I r = 0mA Dit= VR ?         VD ? Jawab: VR= I r ×R1                       VD= Vin-VR      = 0mA×100     ...

Lagu Indonesia Raya 3 Stanza

Lirik Lagu Indonesia Raya 3 Stanza     Lagu Indonesia Raya pertama kali diperkenalkan oleh Wage Rudolf Supratman, tanggal 28 Oktober 1928 Pada saat kongres pemuda II di Batavia.  Stanza pertama pada lagu Indonesia Raya dipilih sebagai lagu kebangsaan pada saat Indonesia memproklamasikan kemerdekaan pada tanggal 17 Agustus 1945.     Saat upacara bendera biasanya kita menyanyikan lagu Indonesia Raya saat pengibaran bendera merah putih. Akan tetapi, lagu Indonesia Raya yang di nyanyikan hanyalah Stanza satu nya saja.  Berikut lirik lagu Indonesia Raya 3 Stanza. I Indonesia tanah airku Tanah tumpah darahku Di sanalah aku berdiri Jadi pandu ibuku Indonesia kebangsaanku Bangsa dan Tanah Airku Marilah kita berseru Indonesia bersatu Hiduplah tanahku Hiduplah negeriku Bangsaku, Rakyatku, semuanya Bangunlah jiwanya Bangunlah badannya Untuk Indonesia Raya Indonesia Raya Merdeka Merdeka Tanahku negriku yang kucinta Indonesia Raya Merdeka Merdeka Hiduplah Indonesia Raya...

Lirik Lagu Indonesia Raya

  Indonesia Raya CiptaanW.R. Supratman Indonesia tanah airku Tanah tumpah darahku Di sanalah aku berdiri Jadi pandu ibuku Indonesia kebangsaanku Bangsa dan Tanah Airku Marilah kita berseru Indonesia bersatu Hiduplah tanahku Hiduplah negeriku Bangsaku, Rakyatku, semuanya Bangunlah jiwanya Bangunlah badannya Untuk Indonesia Raya Indonesia Raya Merdeka Merdeka Tanahku negriku yang kucinta Indonesia Raya Merdeka Merdeka Hiduplah Indonesia Raya Indonesia Raya Merdeka Merdeka Tanahku negriku yang kucinta Indonesia Raya Merdeka Merdeka Hiduplah Indonesia Raya

Lirik Lagu Bangun Pemudi Pemuda

  LIRIK BANGUN PEMUDI PEMUDA Karangan/Ciptaan: A.Simanjuntak Bangun pemudi pemuda Indonesia Tangan bajumu singsingkan untuk negara Masa yang akan datang kewajibanmu lah Menjadi tanggunganmu terhadap nusa Menjadi tanggunganmu terhadap nusa Sudi tetap berusaha jujur dan ikhlas Tak usah banyak bicara trus kerja keras Hati teguh dan lurus pikir tetap jernih Bertingkah laku halus hai putra negri Bertingkah laku halus hai putra negri

Tulisan singkat mengenai Motor Diesel

  TEKNOLOGI MOTOR DIESEL Dosen Pengampu : Dr. Ir. Zainal Arifin, MT Disusun oleh : Nama : Ilham Akbar Hekmatiar NIM    :  Kelas : C2.1 20504244021 JURUSAN PENDIDIKAN TEKNIK OTOMOTIF FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA 2021 Mesin Diesel    Mesin diesel merupakan salah satu mesin internal combustion engine atau mesin pembakaran dalam yang mana proses pembakarannya terjadi didalam mesin, mesin diesel hampir sama prinsipnya dengan mesin bensin hanya saja mesin diesel menerapkan prinsip terbakar sendiri atau auto ignition . Pada mesin diesel, untuk pembakarannya terjadi karena udara yang dimampatkan atau dikompres dalam ruang bakar (silinder) sehingga tekanan udara di ruang bakar tinggi dan menghasilkan panas yang tinggi, saat piston melakukan kompresi sebelum mencapai titik mati atas bahan bakar disemprotkan atau di kabut kan dengan tekanan tinggi (120-1800-an bar, CMIIW) kedalam ruang silinder sehingga udara yang bertekanan dan panas tinggi a...